Pemakaian Snood Punca Arsenal Kandas Dan MU Kokoh Di Puncak Klasemen

Amaran: Artikel mengandungi unsur-unsur bahasa Indonesia, tidak sesuai untuk bacaan pejuang bahasa Melayu, kakitangan DBP dan Azlina Z

Snood Sissy Samir Nasri

Surabaya – MU diunggulkan lawan Arsenal di kandang sendiri hasil punca dari pemakaian perlengkapan snood di kalangan pesepakbola Arsenal sendiri, justru dakwaan Profesor Sotongo Kangkung dari Universitas Hang Tuah, Surabaya.

Usai duel dua kelab Inggris itu, MU kokoh di puncak klasemen hasil cetakan gol tunggal gelandangan Korea, JS Park.

Profesor Sotongo Kangkung hasil kuliahnya menjelaskan pemakaian aksesoris snood itu bisa membatasi pesepakbola justru karena beratnya aksesoris tersebut.

“Ya mana bisa kok mau sepakbola jika sudah ditunggangi aksesoris yang berat-berat. Apa lagi mau buat tandukan maut seperti yang bisa saja dibutirkan oleh JS Park?” seru profesor dari Fakultas Sepakbola dan Kajihayat itu.

Hujah pemakaian aksesoris snood bisa membatasi pesepakbola turut didokong oleh beberapa manajer Inggris yang lain. Lebih lagi Roy Keane, mantan pesepakbola MU dan anak asuh Alex Ferguson.

"Saya kira pemakaian aksesoris snood ini bukan saja membatasi pesepakbola, malahan lagi bisa membuat mereka tampak manja dan bubar kejantanan,” hujah Roy Keane kepada Sokernet.

Berkebalikan, Arsene Wenger manajer Arsenal tegas dengan prinsipnya soal penggunaan aksesoris snood. Pokoknya anak asuhnya di Arsenal tampil mantap lagi cocok dengan aksesoris fesyen sesuai dengan keremajaan mereka.

"Snood bukan punca kami tewas di Old Trafford. Yang sebenarnya lapangan di Old Trafford kondisinya tidak sesuai untuk duel bolasepak art. Bahkan lebih mirip kepada kondisi lapangan di Bukit Jalil,” seru Wenger.